Meine Think

Only a dead fish who go with the flow


Leave a comment

Renungan Pagi

Ketika burung hidup, ia makan semut.
Ketika burung mati, semut makan burung.

Waktu terus berputar sepanjang jaman…
Siklus kehidupan terus berlanjut….

Jangan pernah merendahkan siapapun dalam hidup,
bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapa diri kita.

Jgn pernah merasa berkuasa, Karena WAKTU lebih berkuasa dari pada kita.

Waktu kita sedang jaya,
kita merasa banyak teman di sekeliling kita.

Waktu kita tak berdaya,
Barulah kita sadar siapa teman sejati kita.

Waktu kita sakit,
kita baru tahu bahwa SEHAT itu sangat penting

Ketika kita tua, kita baru tahu kalau masih banyak yang belum kita kerjakan.

Dan, setelah di ambang ajal,kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia.

Hidup tidaklah lama,
Waktu sudah menunggu,
sudah saatnya kita membuat HIDUP LEBIH BERHARGA
Jgn menghambakan HARTA karena sesungguhnya harta yg paling berharga hanyalah KELUARGA

Saling menghargai,
Saling membantu dan memberi,
Saling mendukung,
Jadilah teman perjalanan hidup yg tanpa PAMRIH dan BERSYARAT.

SabaR dan SyukuR.. itulah kunci kebahagiaan dalam Hati.
~~~

Aku menuliskan kembali postingan ibu/mbak Titik Hartini tgl 11 April 2017 lalu melalui akun FB beliau. Postingan ini sangat menginspirasi untuk merefleksikan kembali arti/makna waktu saat hadir dunia ini. Semoga kalian yg membacanya dapat juga mengambil hikmah makna dari Renungan Pagi ini.


Leave a comment

The way I upgrading my score

“Aku Tanya balik nih, ngucapin Ultahnya tujuannya apa?” Sejenak pertanyaan ini membuat otak ku berpikir keras mencari jauh kealam pikir maupun alam bawah sadar untuk menemukan jawabannya.  Ya, dan ternyata aku tidak menemukan jawabannya.  Nothing !

Pertanyaan ini dilontarkan teman ku yang akhir-akhir ini merelakan waktunya mendengarkan keluh kesah ku tentang relasi dewasa yang tidak terbangun baik alias tak sama tujuan beberapa waktu lalu.  Kadang ketika kita berada dalam siklus relasi dewasa baik yang berjalan dengan baik maupun tidak, otak atau pikiran kita kadang-kadang kabur alias abu-abu alias tidak jernih lagi dalam menganalisa sesuatu maupun bertindak.  Dan hal itu wajar terjadi pada setiap individu dewasa seperti saya.   Banyak penyesalan melintas dalam pikiran ketika bayang-bayang kenangan indah itu timbul dan tenggelam seiring “mood” yang ingin kembali beromansa pada kenangan tersebut.

Hanya dengan memiliki teman yang berpikiran positif dan memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis cenderung sadis *kadang-kadang* adalah satu hal yang sangat baik dalam mendukung kita maju kembali tanpa menyesali keadaan dan kenangan yang sudah terjadi.  Kenangan tinggal lah kenangan, right?.  Jangan berlama-lama dalam kenangan yang sudah tidak lagi menarik.  Kalian sudah berbeda arah dan tujuan dalam melihat dan memilih kehidupan mana yang akan dijalani.  Kira-kira begitu maksud dari tiap obrolan kami akhir-akhir ini.   Jadi, Maaf kamu dan kenanganmu sudah hilang, berbaur sunyi dan menjadi senyap dalam tiap langkah kaki ini.

At my private space, time 10:27 pm, September 27th, 2016


Leave a comment

Manisnya Kopi

Menuliskan serpihan kenangan pada masa bersama yang diawali dengan mengingat kembali potongan serpihan tersebut.  Jejak kaki tak Nampak tanpa pijakan yang kuat.  Sudut bangunan itu menjadi saksi bayang-bayang indah yang harus terlupa.  Kita tak akan lagi bercerita tentang kita.  Kita tak akan lagi menyusun rencana bersama tentang kita.  Kita bahkan tak akan lagi saling mengingat tentang kita.

Aku masih terdiam di sudut bangunan itu, mencoba menebak-nebak kerancuan gerakmu melalui waktu.  Tiap serpihan kenangan melalui waktu seolah memberikan jawaban untuk setiap kerancuan pertanyaan ku tentang kita.  Jawaban yang memaksa ku meninggalkan sudut kenangan itu.  Memaksa nalar ku bergerak maju meninggalkan mu dan kenangan kita.

Hanya pahit nya kopi yang mampu menorehkan rasa manis ketika mengingat kita dan cerita kita. Hanya pahitnya kopi yang memberi rasa gurih pada tiap langkah kaki mengukir masa yang manis ke depan.

Starbucks BIP Bandung,

5th of May 2016

 


Leave a comment

A life in Diolo village

The main road in Diolo village

Diolo village is one of the biggest Sagoo plantations and productions area in South East Sulawesi province. The Sagoo from this village been distributing and exporting to the local and regional market. Sagoo becoming the mainly food for each household in this village which been growing naturally many years ago, since their great grand-parents life. These days, Sagoo tree had highly decreasing because the processing activities either for consumption or market demand without any transplanting activities by villagers or people who involve in the processing activity. Some land area of the sagoo plantation also been change into palm plantations, housing area or paddy field or main road of mining company transportation.

The main income of each household is come from agriculture activities both sago processing and crops plantations. The crops are coconut, banana, cashew nut and cocoa. In 2008, the government assisted this village through opening land of fish bond activities for the villagers. Men as a household in the family mostly work in their farm from 07.00 am in the morning until 17.00 in the afternoon. Some youngest men who around 20 – 25 years work in sago processing while older men who around 25 to 50 work in others field. Sagoo processing is kind of hard work according to them, even using machine to process it this days. Women mostly work as a housewife and only few of them who sometime help their husband in farm or running small enterprises such as making cake or open small shop. Women in this village marriage in young age for instance a lady who around my age has 3 children with 13 years for the oldest child. Shockingly, both men and women who educated still has less income and more expenses of living cost.

Roofs made from Sagoo leaf

I was visiting this village with my friend who run his research about it week ago. By knowing those fact, I am bit concern weather my children can eat sagoo like us in next twenty years. As an Agriculture background I am willing to do something good and effectively for sustainability livelihood to this villagers.  Especially in communities development as I have an experience working in this fields since eight years ago.

I was born as Tolakinesse which an original Ethnic in Southeast Sulawesi, province.  For us Sagoo is our main meals instead rice sometimes. It’s so common for us to have it in our gathering family lunch or dinner party.  In South East Sulawesi, the biggest productions of Sagoo is in Konawe and North Konawe district which is one of my Father home country.  The explorations land by Palm oil plantations and mining companies is the biggest challenge that we faced in both districts.  Several acre of lands that used to be planted with Sagoo tree’s become less in number and changed wih Palm oil plantations.  I’m wondering whether my children generation still eat it in the next future or not, If the government do not protect the land and the people keep being greedy for money.  I wish something better for sure !.

Sagoo plantation near by the river


2 Comments

Hujan yang ramah !

Hujan di bulan Januari

Hari ini hujan nampak turun dengan ramahnya di luar sana, tak seperti biasanya yang selalu deras bak air bah tumpah.  Membuat ku betah tinggal dan berkativitas di rumah saja.  Sambil membuka-buka kembali beberapa file pekerjaan yang sedang mengantri dalam “List to Do” di buku agendaku, aku mencoba meraba-raba kembali gairah untuk menuliskan sesuatu dalam blog ku in.  Sesuatu tentang apa pun itu.  Minat atau gairah menulis itu kadang kencang kadang kendor dan kadang hilang sama sekali pada satu waktu.  Suasana di sekitar kita juga kadang mempengaruhi konsentrasi untuk menuliskan sesuatu dengan baik dan menarik tentunya.  Hari ini hujan membuat ku betah untuk fokus menuliskan beberapa laporan pekerjaan, rencana kegiatan dan tentunya menuliskan hal ini pada kalian.  Postingan terkahir ku sepertinya di Januari tahun lalu, cukup lama juga blog ku ini berhibernasi.

Keterampilan menulis bukan sesuatu yang susah dan tak juga mudah, yang penting kita menulis saja apa yang mau di tulis dan dilakukan.  Kira-kira begitu nasehat yang pernah disampaikan seorang penulis dan editor buku kepadaku.  Betul juga pikir ku, ibarat sebuah mata pisau tumpul yang jika di tempa setiap hari pasti akan tajam.  Keterampilan menulis pun juga begitu, jika kita mencoba menuliskan apa saja yang ada di pikiran atau perasaan atau pengalaman atau perjalanan kita, maka bukan tidak mungkin kita bisa menyajikan tulisan yang baik dan menarik juga kan?.  Ini mengingatkan diri sendiri dan jika berkenan ke pembaca sekalian.  Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana memupuk “gairah” menulis itu agar tidak kendor? Nah, ini mungkin menjadi persoalan tersendiri buat kita.  Saya sendiri pun masih belum bisa mengatasi atau memberi solusi untuk hal ini, karena sudah terbukti postingan saya terakhir disini adalah setahun yang lalu… nah loo.. Jika ada pembaca sekalian yang ingin berbagi tentang hal ini lebih baik.  Kalau mau berbagi tentang bagaimana Hujan memberi anda rasa nyaman atau gelisah atau kesal, juga di silahkan.  Untuk saat ini, Hujan membuat ku merasa nyaman berhadapan dengan layar komputer di meja kerjaku ini dan menuangkan kata demi kata dalam laman ini.

Telah banyak media-media yang di kembangkan untuk membantu seseorang meningkatkan keterampilan menulis dan mempromosikannya.  Salah satunya ya blog ini,  dan tentu beberapa jaringan sosial media lainnya.  Beberapa orang pun tak jarang memiliku dua alamat blog untuk menuliskan atau mempromosikan apa yang ada dalam pikiran atau kehidupan mereka.  Tapi tak jarang juga ada yang menggunakan blog untuk mereview produk-produk tertentu, misalnya produk kecantikan, kesehatan dan lainnya.  Saya pernah baca blog seorang teman yang mereview produk kecantikan dengan begitu rapi namun belum menarik minat ku untuk mencoba produk itu.  Hmm, maklum kadang hal ini juga tergantung minat dan selera seh, bagiku produk kecantikan tidak ada yang membuat seseorang secantik bidadari dari dulu. Kalau ada, sudah dari dulu aku menjadi pelanggan tetap produk itu.  Menurut ku, pengertian cantik itu tergantung pandangan kita sendiri dan orang terdekat kita dan tidak perlu di terjemahkan oleh produk kecantikan. Sama dengan produk makanan, yang menurut orang lain enak tapi belum tentu yang lainnya juga bilang enak.  Duh, melenceng neh dari topik diatas.  Namun intinya, saat ini media dan perangkat nya telah membantu kita untuk menumbukan minat menulis atau pun membaca tulisan orang lain yang tentunya akan membuat kita memacu diri untuk bisa/dapat berbuat hal yang sama baik atau bahkan lebih baik.  Menulis di mana pun, dengan kondisi apapun dan menggunakan media apa pun bukan masalah, yang penting dilakukan dan jaga agar konsisten untuk sering melakukannya.  Sama dengan kita menjaga nilai-nilai hidup yang kita yakini untuk terus lebih baik dari hari ke hari, ya kan?.  Ini bagian dari mengingatkan diri sendiri.


2 Comments

Love

love spark

A poem by Maria Mustika.

I love you not for your skin, or how your hair done

I love you not for your face, or how you dress yourself

I love you not for your body, or how you address yourself

It’s the humble and warmth smile, that keep trap my mind to you

It’s the little thing you do, that keep tracing in my life

It’s the silent and understanding, that keep remind me of you

It’s the beauty of your mistake, that keep bounce back to me

so you see

I don’t know how to explain

these words that trap in my mouth

I don’t know what to do

to express to you how I feel

but thank you

to let yourself

be a part of me

thank you

to let me

stand side by side

with you

~~~~~~

I was read and think this poem describe one of my stories, that’s why I posted in my blog.

Maria is my friend who stay in Surabaya with her partner.  We met on 2007 at the Young feminist training in Bogor.  She is one of my inspire friend who caring and loveable person.  Thanks Maria for share this poem to us.

#Happy reading


Leave a comment

Elegy #3

Blue sky wiped the cloudy days….  Sunny day has come , as the same time when you come … come’s with your new passion of life… come with your new dream of life…. thought you fight with the heavy rain that had come into your life… thought you fight with the darkness that pull you in its circle …. You wiped it all and kick it back to under wold…

A girl watched you through  the moon,  spread her best wishes to you…. A wishes that you will find a blessed life…

Past is Past… life must go on and change as you said… A girl over there was happy under the moon.. but she could not yet find you among the sunny days…. Her hearts could not yet seen you in the moon like before…

Is a girl lost you in the Sunny days? Is a girl lost you in the moon? and Are you come through the moon to save her ? Are you come through the blue sky to find her ?

Don’t ….. !!!

That girl happy to let you dancing in your new life and dream with or without her !

#Makassar, June 6th 2012 (Wednesday)


Leave a comment

ELegy #2

What’s the immaterial substance that envelopes two, that one perceives as hunger and the other as food.

I awake in the tangled covers, to a sasg of snow, you dream in a cartoon garden, I could never know innocent imitation, of how it could be.  If when the music ended, you did not retreat.

In my imagination, you are cast in gold, your image a compensation for me to hold.

Parallel lines, move so fast, toward the same point, infinity is a near as it is far.

#Parallel Lines by Kings of Convenience.  As my gift to my love in his birthday who running on 30 years old.

We are create by one god and lead our lives so far by God blessing.

greeting and leaving,

tears and smile,

argued and hugged,

walk and run,

all of it been coloring our journey love…. we dance on it !

Happy Birthday !